"BEHIND REALITA OF FRIENDSHIP" (PART 2)

Continue "BEHIND REALITA OF FRIENDSHIP" ntah hari apakah ini, yang membuat kami bertiga galau. Mungkin inilah rasa yang pantas. Ternyata kehilangan sahabat rasanya sakit. Mempertahankan sebuah persahabatan yang telah kita bina dan kuatkan sedari awal perkuliahan dikampus ungu. Mencoba akrab, mengenal, dan memahami satu sama lain. Tak ada yang lebih indah kecuali persahabatan kita dulu. Belajar,  makan bersama, hang out, bahkan satu tak ikut tetep aja ada yang menemani meski pada akhirnya ada juga yang keluar. Terbukti juga nilai UTS yang lumayan memuaskan.

at PARIS

Sudah lama ku mendambakan sahabat seperti ini. Layaknya keluarga yag baru mengenal, tapi sedekat kemarin. Jujur saja susah mendapatkan sahabat seperti kalian yang bisa menerima aku apa adanya. Tidak pernah menjauhiku, menghinaku, dan memanfaatkanku. Tapi apa yang dimanfaatkan yo???hahah..pikir aja sendri..wkwkwk. Dan aku seperti kakak mereka yang harus menjaga, mengingatkan, dan memberi contoh yang baik. Sehingga kalau mereka tak menurut aku gak akan memaksa karna mereka telah dewasa.hahahha....sok bener emnk aku ini. Tapi memang inilah kenyataanya, karna aku yang tertua diantara mereka. Tapi sering juga aku yang bersalah jadinya saling mengingatkan. Maklum aja kita hanyalah manusia biasa.
Sahabat tak berarti apa-apa ketika telah mengenal “love”. That’s make the world just their. Bukan ini yang kita mau melainkan “wherever am i, i can devide my time beetween my dear and friendship”. Just it makes us happy, united, so family. The fact is out of our mind that you forget what did your consistency in the first time. Uuuups,,,hahaha kenapa use english ea, maklum just remember.

at Malioboro
Kini mungkin hanya kenangan saat-saat kita bersama, sedih,susah, bahkan berbagi kebahagiaan. Semoga aja engkau bahagia dan tak kan tersakiti. Aku tak mau melihat adikku meneteskan air mata. J. Bagi kalian berdua relakanlah ia bahagia karna itu yang bisa membuat dia bahagia. Percayakan bahwa suatu saat nanti ia kan menyadarinya. Kita belajar jauh dari rumah, belajar untuk hidup, belajar untuk menerima sebuah kenyataan yang pahit, dan belajar bagaimana cara memaknai kehidupan.



Now,,,like this....

at my dormitory

"BEHIND REALITA OF FRIENDSHIP" (PART 2)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Home Furnishing Design